I. PENDAHULUAN
Kebangkrutan merupakan masalah yang dapat
terjadi dalam sebuah perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami kondisi
kesulitan. Kesulitan perusahaan yang dapat menyebabkan kebangkrutan disebabkan
dlaam dua faktor yaitu, kesulitan yang disebabkan dari faktor eksternal dan
kesulitan yang disebabkan dari faktor internal. Dari faktor eksternal seperti
terjadinya kesulitan bahan baku atau kesulitan sumber daya perusahaan, sehingga
perusahaan kehilangan kesempatan dalam melakukan produksi dan menghyasilkan
proft, kemudian kesulitan diakibatkan faktor alam seperti terjadinya bencana
yang memaksa perusahaan melakukan pembubaran. Sedangkan untuk faktor internal
memaksa perusahaan sudah tidak mampu lagi membayar semua hutang-hutangnya dan
memenuhi kewajibannya sehingga perusahaan mulai melakukan pembubaran dan akan
mulai berdampak pada pengesahan pailit.
Setiap perusahaan didirikan dengan harapan
akan menghasilkan profit sehingga mampu untuk bertahan dan berkembang dalam
jangka waktu yang sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat
diasumsikan bahwa perusahaan akan terus hidup dan diharapkan tidak akan
mengalami likuidasi. Oleh karena itu, dalam perkembangan dunia bisnis yang
semakin cepat dan kompetitif, para manajer dituntut memiliki kemampuan
pengelolaan perusahaan yang lebih baik supaya perusahaan bisa terus bertumbuh
dan bertahan dalam jangka panjang. Dalam praktiknya, asumsi seperti diatas
tidak selalu menjadi kenyataan. Seringkali perusahaan yang telah beroperasi
dalam jangka waktu tertentu terpaksa bubar karena mengalami financial distress
yang berujung pada kebangkrutan.
Hal itu juga yang dialami Perusahaan Lotus, setelah
Ramayana dan Matahari Department Store menutup sejumlah gerainya beberapa waktu
lalu, kini giliran Lotus Department Store yang berada di kawasan Thamrin,
Jakarta Pusat turut gulung tikar. Berdasarkan informasi dari karyawan
Lotus, pihak manajemen akan resmi menghentikan operasional toko pada 26 Oktober
mendatang. Penulis tertarik untuk membahas mengenai Lotus Department Store.
II. ISI
Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern
Indonesia (AP3MI) mengaku pasrah dengan fenomena tutupnya sejumlah toko ritel
modern di Indonesia belakangan ini.
Ketua AP3MI, Susanto menyatakan, para pemasok tidak bisa berbuat banyak mengingat kondisi perekonomian yang memang sedang lesu. Hal ini juga yang membuat Ramayana dan Matahari Departement Store menutup sejumlah gerainya.
Langkah dua pelaku ritel tersebut juga diikuti PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) yang memutuskan akan menutup tiga gerai Lotus Department Store yang berada di Thamrin, Cibubur, dan Bekasi per 31 Oktober 2017.
Ketua AP3MI, Susanto menyatakan, para pemasok tidak bisa berbuat banyak mengingat kondisi perekonomian yang memang sedang lesu. Hal ini juga yang membuat Ramayana dan Matahari Departement Store menutup sejumlah gerainya.
Langkah dua pelaku ritel tersebut juga diikuti PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) yang memutuskan akan menutup tiga gerai Lotus Department Store yang berada di Thamrin, Cibubur, dan Bekasi per 31 Oktober 2017.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati
menilai gerai ritel yang satu per satu mulai tutup tak lain karena terkena
dampak digitalisasi. Sri Mulyani menuturkan, minat belanja masyarakat saat ini
condong kepada budaya belanja daring (online), sehingga gerai ritel yang
berdagang secara fisik pun lambat laun ditinggalkan.
Kendati mengamini adanya perubahan pola belanja masyarakat, namun Sri
Mulyani menegaskan bahwa pemerintah bakal memantau dan menganalisis lebih
lanjut terkait fenomena tersebut. Sri Mulyani menilai perubahan pola belanja
dapat berdampak pada sejumlah sektor lain yang berkontribusi terhadap
perekonomian.
Sebelumnya, Head of Corporate Communication MAP, Fetty Kwartati telah
menyampaikan kepada beberapa media kalau penutupan Lotus disebabkan oleh
rencana dilakukannya restukturusiasi divisi department store di bawah
MAP.
Perusahaan dengan kode emiten MAPI itu mengklaim butuh restrukturisasi guna meningkatkan kinerja ritel yang selama ini dinilai kurang baik.
Perusahaan dengan kode emiten MAPI itu mengklaim butuh restrukturisasi guna meningkatkan kinerja ritel yang selama ini dinilai kurang baik.
Ritel-ritel ternama di DKI Jakarta satu per satu berguguran. Setelah
beberapa waktu lalu Matahari Department Store menutup beberapa gerainya, kini
giliran Lotus Department Storemengalami hal serupa.
Lotus yang berada di gedung Djakarta Theater XXI, Thamrin, Jakarta Pusat
akan berhenti beroperasi per 31 Oktober 2017.
Seperti umumnya ritel yang ingin gulung tikar, manajemen Lotus pun
memberikan diskon besar-besaran untuk seluruh produk jualannya, mulai dari
baju, celana, tas, sepatu, hingga kosmetik. Besar diskonnya hingga 80 persen.
Karyawan Lotus mengatakan, kendati diskon di Lotus diberikan sejak awal
Oktober 2017, ramainya pengunjung justru jelang akhir bulan. Diduga itu terjadi
karena kabar tentang diskon viral di media sosial.
Director Corporate Communication MAP Fetty Kwartati menjelaskan,
penutupan gerai Lotus dilakukan dengan tujuan restrukturisasi divisi department
store perusahaan secara konsolidasian. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan
kinerja dari seluruh department store MAP.
Meski menutup gerai, MAP juga menargetkan membuka 200 gerai baru hingga
akhir tahun ini. Secara keseluruhan, bisnis food and beverage, department
store, specialty store, dan fesyen memberikan kontribusi sebesar 85% bagi MAP.
Penutupan gerai Lotus seolah melanjutkan tren penurunan bisnis retail.
Sebelumnya, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk menutup delapan supermarket pada 28
Agustus 2017. Begitu juga Matahari yang menutup gerainya di Pasaraya Blok M dan
Manggarai. Sebelum itu, PT Modern Sevel Indonesia juga menutup seluruh gerai
7-Eleven pada akhir Juni 2017 lalu.
Sebelumnya PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mengumumkan penutupan tiga
gerai Lotus Department Store yang dikelolanya pada akhir bulan ini. Keputusan
tersebut dengan melihat kinerja penjualan Lotus yang terus merosot, serta
alasan restrukturisasi di perusahaan.
Sekretaris Perusahaan Mitra Adiperkasa, Fetty Kwartati, mengatakan,
perusahaan akan menutup tiga gerai Lotus yang berlokasi di Thamrin (Jakarta
Pusat), Bekasi, dan Cibubur pada Oktober ini.
Penutupan ini menambah dua gerai yang sudah ditutup sebelumnya. Dengan
demikian, MAPI menutup seluruh gerai Lotus Department Store.
III.PENUTUP
Kesimpulan
perusahaan yang baru berjalan beberapa tahun tiba-tiba gulung
tikar akibat bangkrut. Tidak jarang pula perusahaan besar tanpa diduga
mengalami pailit.
Sebuah perusahaan harus mampu menangkap kebutuhan konsumen agar
layanan atau produk yang diberikan diterima pasar. Namun, jika hal itu
diabaikan apa yang dihadirkan perusahaan akan sia-sia karena tidak dapat
diserap konsumen akibat tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
Kurang mengamati pergerakan kompetitor akan menyebabkan sebuah
perusahaan kalah bersaing dan tertinggal jauh di belakang. Sebuah perusahaan
harus tetap memperhatikan langkah-langkah yang dilakukan kompetitor.
Saran
Agar perusahaan tidak bangkrut sebaiknya perusahaan tersebut
menganalisis kembali konsep strategi.
Perusahaan harus mematuhi undang-undang yang telah di tetapkan untuk
mengganti rugi kerugian yang telah ditetapkan.
Pembaca
IV.REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar