Minggu, 19 November 2017

Tutup nya Perusahaan Lotus Departement Store

I. PENDAHULUAN
Kebangkrutan merupakan masalah yang dapat terjadi dalam sebuah perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami kondisi kesulitan. Kesulitan perusahaan yang dapat menyebabkan kebangkrutan disebabkan dlaam dua faktor yaitu, kesulitan yang disebabkan dari faktor eksternal dan kesulitan yang disebabkan dari faktor internal. Dari faktor eksternal seperti terjadinya kesulitan bahan baku atau kesulitan sumber daya perusahaan, sehingga perusahaan kehilangan kesempatan dalam melakukan produksi dan menghyasilkan proft, kemudian kesulitan diakibatkan faktor alam seperti terjadinya bencana yang memaksa perusahaan melakukan pembubaran. Sedangkan untuk faktor internal memaksa perusahaan sudah tidak mampu lagi membayar semua hutang-hutangnya dan memenuhi kewajibannya sehingga perusahaan mulai melakukan pembubaran dan akan mulai berdampak pada pengesahan pailit.
Setiap perusahaan didirikan dengan harapan akan menghasilkan profit sehingga mampu untuk bertahan dan berkembang dalam jangka waktu yang sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa perusahaan akan terus hidup dan diharapkan tidak akan mengalami likuidasi. Oleh karena itu, dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin cepat dan kompetitif, para manajer dituntut memiliki kemampuan pengelolaan perusahaan yang lebih baik supaya perusahaan bisa terus bertumbuh dan bertahan dalam jangka panjang. Dalam praktiknya, asumsi seperti diatas tidak selalu menjadi kenyataan. Seringkali perusahaan yang telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu terpaksa bubar karena mengalami financial distress yang berujung pada kebangkrutan.
Hal itu juga yang dialami Perusahaan Lotus, setelah Ramayana dan Matahari Department Store menutup sejumlah gerainya beberapa waktu lalu, kini giliran Lotus Department Store yang berada di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat turut gulung tikar. Berdasarkan informasi dari karyawan Lotus, pihak manajemen akan resmi menghentikan operasional toko pada 26 Oktober mendatang. Penulis tertarik untuk membahas mengenai Lotus Department Store.

II. ISI
Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) mengaku pasrah dengan fenomena tutupnya sejumlah toko ritel modern di Indonesia belakangan ini.

Ketua AP3MI, Susanto menyatakan, para pemasok tidak bisa berbuat banyak mengingat kondisi perekonomian yang memang sedang lesu. Hal ini juga yang membuat Ramayana dan Matahari Departement Store menutup sejumlah gerainya.

Langkah dua pelaku ritel tersebut juga diikuti PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) yang memutuskan akan menutup tiga gerai Lotus Department Store yang berada di Thamrin, Cibubur, dan Bekasi per 31 Oktober 2017.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai gerai ritel yang satu per satu mulai tutup tak lain karena terkena dampak digitalisasi. Sri Mulyani menuturkan, minat belanja masyarakat saat ini condong kepada budaya belanja daring (online), sehingga gerai ritel yang berdagang secara fisik pun lambat laun ditinggalkan. 
Kendati mengamini adanya perubahan pola belanja masyarakat, namun Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah bakal memantau dan menganalisis lebih lanjut terkait fenomena tersebut. Sri Mulyani menilai perubahan pola belanja dapat berdampak pada sejumlah sektor lain yang berkontribusi terhadap perekonomian.
Sebelumnya, Head of Corporate Communication MAP, Fetty Kwartati telah menyampaikan kepada beberapa media kalau penutupan Lotus disebabkan oleh rencana dilakukannya restukturusiasi divisi department store di bawah MAP.

Perusahaan dengan kode emiten MAPI itu mengklaim butuh restrukturisasi guna meningkatkan kinerja ritel yang selama ini dinilai kurang baik. 

Ritel-ritel ternama di DKI Jakarta satu per satu berguguran. Setelah beberapa waktu lalu Matahari Department Store menutup beberapa gerainya, kini giliran Lotus Department Storemengalami hal serupa.
Lotus yang berada di gedung Djakarta Theater XXI, Thamrin, Jakarta Pusat akan berhenti beroperasi per 31 Oktober 2017.
Seperti umumnya ritel yang ingin gulung tikar, manajemen Lotus pun memberikan diskon besar-besaran untuk seluruh produk jualannya, mulai dari baju, celana, tas, sepatu, hingga kosmetik. Besar diskonnya hingga 80 persen.
Karyawan Lotus mengatakan, kendati diskon di Lotus diberikan sejak awal Oktober 2017, ramainya pengunjung justru jelang akhir bulan. Diduga itu terjadi karena kabar tentang diskon viral di media sosial.
Director Corporate Communication MAP Fetty Kwartati menjelaskan, penutupan gerai Lotus dilakukan dengan tujuan restrukturisasi divisi department store perusahaan secara konsolidasian. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan kinerja dari seluruh department store MAP.
Meski menutup gerai, MAP juga menargetkan membuka 200 gerai baru hingga akhir tahun ini. Secara keseluruhan, bisnis food and beverage, department store, specialty store, dan fesyen memberikan kontribusi sebesar 85% bagi MAP.
Penutupan gerai Lotus seolah melanjutkan tren penurunan bisnis retail. Sebelumnya, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk menutup delapan supermarket pada 28 Agustus 2017. Begitu juga Matahari yang menutup gerainya di Pasaraya Blok M dan Manggarai. Sebelum itu, PT Modern Sevel Indonesia juga menutup seluruh gerai 7-Eleven pada akhir Juni 2017 lalu.

Sebelumnya PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mengumumkan penutupan tiga gerai Lotus Department Store yang dikelolanya ‎pada akhir bulan ini. Keputusan tersebut dengan melihat kinerja penjualan Lotus yang terus merosot, serta alasan restrukturisasi di perusahaan.
Sekretaris Perusahaan Mitra Adiperkasa, Fetty Kwartati‎, mengatakan, perusahaan akan menutup tiga gerai Lotus yang berlokasi di Thamrin (Jakarta Pusat‎), Bekasi, dan Cibubur pada Oktober ini.
Penutupan ini menambah dua gerai yang sudah ditutup sebelumnya. Dengan demikian, MAPI menutup seluruh gerai Lotus Department Store.


















III.PENUTUP
Kesimpulan
perusahaan yang baru berjalan beberapa tahun tiba-tiba gulung tikar akibat bangkrut. Tidak jarang pula perusahaan besar tanpa diduga mengalami pailit. 
Sebuah perusahaan harus mampu menangkap kebutuhan konsumen agar layanan atau produk yang diberikan diterima pasar. Namun, jika hal itu diabaikan apa yang dihadirkan perusahaan akan sia-sia karena tidak dapat diserap konsumen akibat tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
Kurang mengamati pergerakan kompetitor akan menyebabkan sebuah perusahaan kalah bersaing dan tertinggal jauh di belakang. Sebuah perusahaan harus tetap memperhatikan langkah-langkah yang dilakukan kompetitor.


Saran
Agar perusahaan tidak bangkrut sebaiknya perusahaan tersebut menganalisis kembali konsep strategi.
Perusahaan harus mematuhi undang-undang yang telah di tetapkan untuk mengganti rugi kerugian yang telah ditetapkan.
Pembaca





IV.REFERENSI











Tidak ada komentar:

Posting Komentar