I. PENDAHULUAN
Telah kita ketahui bersama bahwa di Negara
kita Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang
dari sabang sampai marauki, mulia dari tempat wisata dan objek wisata
yang kaya akan keindahan wisata alam, taman wisata, taman budaya,dan wisata
kulinernya banyak orang menyebutkan indonesia adalah surga dunia yang memiliki
banyak keanekaragaman wisata yang begitu indah dan memiliki khas di mana tiap
daerahnya memiliki kebudayaan yang berbeda beda yang melambangkan cirikas dari
daerah tersebut dan banyak turis baik turis domestic maupun macanegara yang
mengagumi keanekaragaman budaya dan wisata di Negara Indonesia. Maka dari itu
makalah saya akan membahas pariwisata di Indonesia.
Wakatobi Wonderful Festival and Expo 2017 atau disingkat Wakatobi Wave 2017 yang akan berlangsung pada 11 hingga 13 November 2017 ini bisa jadi pilihan pariwisatawan. Terlebih buat yang gemar dengan wisata bahari dan budaya. Inilah acara yang tepat. Selain bisa melihat keindahan bawah laut Wakatobi, juga bisa menikmati suguhan budaya masyarakat Wakatobi. Festival ini akan menampilkan kebudayaan dari seluruh wilayah adat di Wakatobi.
II. ISI
Berada di
Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Wakatobi menjadi destinasi wisata bagi pecinta
pantai dan laut. Dengan luas wilayah 1.39 juta Ha, Wakatobi menyandang gelar
Taman Nasional. Kata Wakatobi sendiri merupakan penggalan dari nama 4
pulau, yaitu Pulau Wangi-Wangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia, dan Pulau
Binongko.
Taman Nasional Wakatobi
(TNW) merupakan salah satu dari sedikit dan terluas taman nasional laut di
Indonesia. Terumbu karang dan ikan termasuk sumberdaya penting yang menjadi
fokus pengelolaan TNW. Ekosistem terumbu karang dinilai sebagai ekosistem laut
pantai yang sangat produktif yang dapat ditemui di perairan tropis (Supriharyono
2007). Secara ekologis terumbu karang memegang peranan penting sebagai habitat
komunitas ikan karang yang menjadi target tangkapan nelayan. Masyarakat nelayan
dalam kawasan TNW telah menggantungkan kelangsungan hidupnya pada sumberdaya
ini sejak zaman dahulu. Pemanfaatan yang dilakukan selama ini adalah
penangkapan ikan dan pengambilan batu karang oleh masyarakat secara
tradisional. Apabila kegiatan ini tidak dikelola secara arif maka cenderung
akan berkembang ke arah ekploitasi yang berlebihan. Hal ini akan mengancam
kelestarian sumberdaya yang pada gilirannya akan mempengaruhi kehidupan
masyarakat sekitar juga.
Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata
Nusantara, Esthy Reko Astuti mengatakan, Wakatobi Wave adalah salah satu cara
untuk memperkenalkan Rangkaian kegiatan Festival berbasis keindahan Pulau
Wakatobi pada dunia. Serta membuat model percepatan pembangunan daerah
kepulauan dan daerah tertinggal dan meningkatkan kontribusi pariwisata
Indonesia. “Tujuan Wakatobi Wave sendiri tidak lain, untuk mempromosikan
Wakatobi sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia dengan
target peningkatan arus kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara
serta mendorong percepatan pembangunan dan pengembangan potensi sumberdaya
kelautan dan pariwisata Indonesia,” ujar Esthy Reko Astuti.
Wakatobi sendiri telah ditetapkan menjadi 10 destinasi
prioritas pariwisata memiliki sebagai terumbu karang penghalang terbesar di
Indonesia, yang kedua di dunia setelah Great Barrier Reef di Australia. Disini
dapat ditemukan fringing, atol dan terumbu penghalang selain menawarkan lebih
dari 50 titik menyelam yang mudah dijangkau dari pulau-pulau besar.
Ini adalah surga bagi spesies ikan besar dan kecil,
taman bermain lumba-lumba, kura-kura dan bahkan paus. Wakatobi sendiri
dikatakan memiliki 942 spesies ikan dan 750 spesies terumbu karang dari total
850 koleksi dunia, yang bila dibandingkan dengan dua pusat selam terkenal di
dunia, Laut Karibia berjumlah 50 spesies, dengan Laut Merah di Mesir memiliki
300 Spesies terumbu karang.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan atraksi
wisata yang dimiliki oleh Wakatobi dianggap telah mendunia. Ia menyebutkan
bahwa Pemerintah Kabupaten Wakatobi tak perlu khawatir dengan promosi
pariwisata daerah. “Positioning-nya Wakatobi sudah bagus. Menjadi obyek wisata
high end,” kata Arief.
Acara ini diharapkan mampu mendukung pencapaian
kunjungan wisatawan mancanegara yang ditargetkan sebanyak 15 juta wisman pada
tahun 2017. Selain itu, juga demi menggerakkan perekonomian masyarakat setempat
karena pembelanjaan wisatawan yang langsung kepada masyarakat setempat.
Pada event Wakatobi Wave 2017 ini akan menjadi istimewa, sebab Presiden
Joko Widodo direncanakan akan hadir. Kehadiran Presiden Jokowi ini merupakan
momentum yang paling tepat untuk memperkuat branding wakatobi sebagai destinasi
marine tourism Indonesia.
III. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keindahan
dan kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan pemandangan alam,
sturuktur hidrologi almiah seperti air bersih, udara segar, keunikan budaya,
wahana yang seru, dan akses yang mudah, kuailitasnya bisa memburuk karena
aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu sendiri. kualitas
lingkungan merupakan bagian integral dari suguhan-suguhan alamiah. Dengan
demikian, pemeliharaan terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi
daya tahan terhadap kompetisi pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan. Jika
kualitas suatu daerah tujuan wisata menurun, maka tempat tersebut cenderung
diabaikan. aktifitas wisata dapat peran yang signifikan dalam pembiayaan
program-program konservasi lingkungan hidup. Namun, tetap harus diperhatikan
bahwa aktifitas wisata juga mempunyai potensi untuk ikut serta mengarahkan pada
kerusakan lingkungan.
Bukan hanya
tempat yang indah, bersih, dan fasilitas yang memadai saja yang menjadi pilihan
wisatawan, Tetapi juga pengelolan tempat wisata yang baik juga menjadi pilihan
wisatawan. Dengan pengelolaan yang baik, wisatawan juga akan merasa nyaman dan
senang, karena sebagai pengunjung mereka juga ingin mendapat tempat wisata yang
terawatt dan dikelola dengan baik.
B. Saran
Saran bagi
pimpinan Dinas Pariwisata untuk lebih kiat dalam pengembangan serta mengelola
obyek wisata secara optimal. Diharapkan juga dapat menjaga serta melestarikan
kawasan Wakatobi. Pihak Dinas juga kiranya dapat memperhatikan dan juga harus
mampu bekerja sama dengan lembaga pendidikan, peneliti atau siapa saja yang
membutuhkan bantuan dan informasi-informasi, sehingga merasa terkesan yang baik
saat mengharapkan informasi tentang obyek wisata yang mungkin bisa membantu
pembangunan pengembangan obyek wisata tersebut, serta selalu mengupdate
informasi dalam profil Wakatobi di internet, karena informasi tentang
pariwisata belum begitu optimal dan yang pastinya bagi wisatawan yang ingin
berkunjung bisa melihat bagaimana obyek wisata ini sebelum datang berkunjung ke
lokasi.
Bagi pihak
masyarakat tetaplah selalu menjaga dan memperhatikan lingkungan agar tetap
bersih sehingga wisatawan akan merasa nyaman, dan makin banyak yang tertarik
unuk berkunjung di kawasan Wakatobi.
REFERENSI
http://wakatobinationalpark.com/
https://www.yuktravel.com/trip-ideas-di-indonesia/5-aktivitas-di-wakatobi-selain-menyelam-?id=1006608
http://www.balipost.com/news/2017/11/08/27284/Wakatobi-Wave-2017,Suguhkan-Paduan...html
http://fajar.co.id/2017/04/23/event-mancing-jadi-andalan-coe-wonderful-morotai-islands-festival-2017/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar