Kamis, 09 November 2017

Tugas Daur Ulang Sampah Plastik

Pengantar Bisnis 1
Daur Ulang Sampah Plastik


ANGGOTA KELOMPOK :
  1. AGNES PRICILIA                                       20217265
  2. BUNGA ROSA MANURUNG                    26217623
  3. FIKRI IHSAN MULEVI                              22217349
  4. R. MOCH. YUSRIL MULYANA A             24217805
  5. ROCO TYOLE PUTUPA                             25217387





BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Sampah plastik merupakan sampah yang paling banyak dibuang oleh manusia karena banyak orang yang menggunakan plastik untuk keperluannya sehari-hari entah itu perorangan, toko, maupun perusahaan besar. Misalnya, berbelanja pasti akan membutuhkan plastik untuk membawa barang belanjaan, jika plastik itu sudah tak terpakai apakah plastik itu akan disimpan? Tidak kan. Apa yang mereka lakukan? membuang dan membakar itulah yang mereka lakukan.
Pembuangan sampah-sampah plastik kedalam air dan tanah telah menambah tingkat kesengsaraan alam. Mengapa demikian? Sampah plastik terbuat dari bahan anorganik. Bahan-bahan anorganiktersebut sangat sulit dan tidak mungkin diuraikan oleh bakteri pengurai. Apabila ditimbun dalam tanah untuk menguraikannya butuh  waktu berjuta-juta tahun. Dan apabila dibakar hanya akan menjadi gumpalan dan butuh waktu lama untuk mengurainya. Dan apakah kalian tahu akibatnya jika sampah plastik itu terlalu lama tertimbun dalam tanah dan tertumpuk? Satu, terjadi pemanasan global yang berdampak pada kehidupan manusia itu sendiri. Dua berdampak pada hewan laut yang menelan sampah plastik yang terbawa ke laut,dll.
Coba bayangkan jika kita sehari saja tidak memakai plastik, pasti sulit bukan. Contoh:
1.       Membawa barang belanjaan tadi.
2.      Para pembuat plastik pasti rugi.
3.      Tidak ada alternatif lain untuk membawa sesuatu.
Di negara Indonesia masih bergantung pada plastik lain halnya dengan negara jepang yang sudah sadar akan bahaya plastik dan beralih pada kertas yang tidak mudah sobek, serta dapat diolah dengan mudah. Pada akhirnya daur ulang sampah plastiklah yang harus kita lakukan. Tidak hanya menyelamatkan lingkungan dari pemanasan global, tetapi juga dapat mendatangkan keuntungan ekonomi.
Jika orang menganggap sampah sebagai barang yang menjijikkan, bukan bagi Djuniawan Wanitarti, ia melawan arus kebiasaan warga. Di kala orang menolak sampah di lingkungannya, dia malah mendirikan bank sampah. Bank tersebut tidak hanya menerima nasabah dengan tabungan beragam sampah, tetapi juga menyediakan pelatihan pengolahan sampah. Penulis tertarik untuk m
  

1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa beliau mengambil sampah sebagai objek bisnis ?
2. Bagaimana cara menciptakan peluang usaha dari daur ulang sampah plastik ? 
3. Apa saja produk yang dihasilkan, bagaimana pengolahannya  ?
4. Bagaimana cara mendistribusika. dan mempromosikan produk daur ulang samapah plastik?

1.3 TUJUAN
1.  Dapat  mengetahui cara-cara pengolahan daur ulang sampah plastik
2.  Dapat mengetahui sejarah terbentuknya Bank Sampah PokLili
3.  Dapat mengetahui manfaat daur ulang sampah
   
  

 BAB II
ISI
2.1 Sejarah Singkat
Kegiatan pengelolaan sampah dilingkungan Griya Lemah Depok bermula dari adanya kegiatan di RT 003 RW 024 Griya Lembah Depok dalam rangka untuk mengurangi volume sampah dilingkungan RT pada awal tahun 2008. Kegiatan dimaksud berupa pengolahan sampah rumah tangga (sampah organik) menjadi kompos dengan menggunakan alat/tehnik Komposter Takakura.
Program pengolahan sampah dengan Komposter Takakura disosialisasikan dan diterapkan kepada seluruh ibu-ibu warga RT pada tanggal 15 Maret 2008 yang saat itu sebagai ketua PKK RT adalah Ibu Yuni Maryono (Djuniawan Wanitarti), bersama-sama dengan mantan pengurus RT yang terlibat saat pencanangan kegiatan tersebut.
Pada bulan Agustus 2008 pengurus RT mengeluarkan kebijakan yaitu meminta kepada warga RT untuk tidak membuang sampah ditempat sampah yang ada di depan rumah masing-masing.  Sebagai penggantinya pengurus RT telah menyiapkan tempat penampungan sementara (TPS) RT yang cukup untuk volume sampah seluruh warga RT, apalagi volume sampah sudah terkurangi karena telah dipilah dan diolah menjadi kompos.
Sejalan dengan kegiatan diatas, ibu-ibu PKK RT 003 Rw. 024 Griya Lembah Depok yang saat itu diketuai oleh Ibu Yuni Maryono, juga mengadakan kegiatan mengolah sampah kering (anorganik) menjadi produk kerajinan yang bermanfaat dan bernilai jual. Disamping pembuatan kerajinan juga mengolah buah-buahan yang tidak layak dikonsumsi diolah menjadi kompos cair yang beraroma buah-buahan segar.
Seiring dengan berakhirnya masa kepengurusan RT, untuk lebih mempopulerkan kegiatan dan nama kelompok, maka kelompok yang sudah berjalan 2 (dua) tahun, pada tanggal 01 Maret 2010 tersebut menamakan kelompok ini  PokLiLi  (Kelompok Peduli Lingkungan).
Karena kegiatan PokLiLi ini dinilai banyak warga bermanfaat maka PokLiLi sering di Undang/di kunjungi untuk Presentasi dan mengadakan Pelatihan Kerajinan daur ulang  mulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Organisasi Masyarakat, BUMN, Yayasan, Sekolah, UMKM  maupun perorangan.
Dalam kegiatannya Bank Sampah  PokLiLi  tidak hanya tertutup untuk warga di Griya  Lembah Depok, tetapi Bank Sampah  PokLiLi  bersifat terbuka kepada siapapun boleh masuk dan menjadi anggota/nasabah Bank Sampah  PokLiLi.
Bank sampah PokLili beralamat di Griya Lembah Depok, Blok B1 Nomor 5, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya Telp: 08129935510 / (021) 98961843, Jawa Barat, Indonesia


2.2  Kegiatan Pengelolaan Sampah
                                                                                                                                                             



Konsep pengelolaan sampah di bank sampah POKLILI adalah kegiatan
pemilahan sampah dari sumbernya oleh masyarakat. Bank sampah merupakan
pusat dari kegiatan menerima tabungan sampah. Sampah-sampah yang ditabung
disalurkan ke pihak kedua dalam bentuk sampah yang diproses selanjutnya oleh pihak pemanfaat sampah dan dalam bentuk bahan baku kerajinan. Penarikan tabungan hanya diperbolehkan tiga bulan sekali,untuk menjaga stabilisasi keuangan bank sampah. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di bank sampah
POKLILI dilatar belakangi keinginan masyarakat untuk menjaga kelestarian
lingkungan, bukan dilatar belakangi faktor ekonomi dari peningkatan nilai
ekonomi dari sampah.
Terjadi kenaikan jumlah sampah yang di setor ke Bank Sampah POKLILI
dari tahun 2011 hingga tahun 2012 sebesar 25,37%. Sampah Koran bekas
merupakan sampah yang paling banyak dikumpulkan, sedangkan sampah kaleng
dan botol beling yang paling sedikit dikumpulkan. Namun sampah kaleng
memiliki nilai ekonomis paling tinggi dibanding sampah jenis lain.
Kendala pelaksanaan bank sampah POKLILI selain tempat penampungan
tabungan sampah dan juga pengelolaan sampah organik menjadi kompos.
Sosialisasi untuk pemanfaatan sampah organik untuk kompos masih lemah.

2.3 Pengolahan Sampah
a. Sampah Organik:
Setiap senin, rabu, dan jum’at diambil oleh petugas kebersihan RW dan dikumpulkan disatu titik, selanjutnya diambil oleh DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) kota Depok untuk diolah jadi pupuk di UPS. Sebagian sampah organiknya dimasukkan ke dalam alamat biogester dan dijadikan gas dan dimanfaatkan warga untuk memasakb.
b. Sampah Non-organik:
·  Bisa disetor ke bank sampah setiap jum’at minggu ke 2 dan minggu ke 4. Sampah an organik yang disetor ke bank sampah dipilah lagi, yang bisa dijadikan kerajinan daur ulang dan yang akan disetor ke pengepul untuk dijadikan tabungan bagi nasabah (warga yang menyetor sampahnya di bank sampah)
·  Yang tidak bisa disetor akan diambil DKP sebagai sampah residu dan disetor ke TPA

Dalam proses pemisahan, Pok lili akan memilih plastik yang bagus sehingga bisa dijadikan sebagai bahan untuk membuat produk kerajinan tersebut, sisanya dijual kepada CV yang bekerja sama dengan Pok lili untuk mengambil sampahnya.

2.4 Produk yang Dihasilkan :
a. Tas
b. Topi

c. Celemek

d. Tempat tisu
 
e. Vas Bunga




2.5 Pemasaran Produk
Produk hasil recycle dijualkan hanya dengan pemasaran mulut ke mulut, dan ketika ada pameran yang mengundang Pok lili untuk ikut serta. Tidak ada targetan khusus dalam penjualan barang-barang. Hal ini karena landasan Pok lili adalah mengurangi sampah, dan economi benefit hanyalah sebagai sampingan saja. Ketika ada tamu yang berkunjung, maka biasanya akan membeli barang-barang hasil recycle di Pok Lili tersebut, begitu juga ketika ada pameran. Biasanya yang menjadi konsumennya adalah Ibu-ibu rumah tangga dan juga ibu-ibu kantoran, produk yang menjadi favorit adalah yang berbahan plastik dan produknya berupa tas sehingga bisa digunakan untuk membawa barang-barang dan dokumen tertentu.Hasil produksinya dijual berkisar Rp. 5000-250.000,-. Hasil penjualan daur ualang berkisar 500.000-1.000.000/bln, sedangkan hasil sampah an organic yang dijual ke pengepul/penampungan sementara berkisar 1000.000-1.500.000/bln. 

2.6 Pendanaan
Untuk operasional, Pendanaan Pok lili berasal dari hasil penjualan kerajinan produk recycle dan juga pengurangan jumlah timbangan sampah dari nasabah sebesar 2 ons. Untuk pengurangan jumlah timbangan ini dari awal sudah dijelaskan kepada nasabah, dan digunakan untuk kas pok lili. Untuk produk hasil recycle : 10% kas, 10 % operasional, 80% untuk yang membuat produk.

2.7 Manfaat



  BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Persoalan sampah terus menjadi permasalahan serius di beberapa kota besar di Indonesia. Persoalan ini kemudian terus berlangsung dan bahkan selalu direplikasi dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang sama oleh pemerintah dan pihak swasta, meskipun mendapatkan pertentangan keras di masyarakat. Apalagi dengan adanya sampah plastik yang sulit diuraikan oleh tanah.
Seharusnya, kita harus bersyukur dengan adanya sampah. Sampah dapat menjadikan komoditas utama bagi negara jika diolah dengan baik.  Sebenarnya, tidak sulit menemukan bahan-bahan untuk daur ulang sampah, hanya saja kita harus mempunyai niat dan keuletan untuk mendaur ulang. Karena selain untuk mengurangi sampah, kegiatan mendaur ulang ini dapat meningkatkan kreativitas kita dalam menjadikan sesuatu yang baru dan juga dapat menciptakan lapangan kerja bagi orang-orang yang ingin berwirausaha, sehingga hal ini dapat meningkatkan nilai ekonomi dalam keluarga. Dan ingat, dalam pengelolaan daur ulang sampah harus dengan cara yang tepat dan benar agar tidak mengganggu lingkungan.
3.2   Saran
Sebagai penerus bangsa, seorang pelajar sebaiknya mampu memanfaatkan sampah organik untuk menghasilkan barang ekonomis. Dari pada sampah terbuang percuma, lebih baik kita manfaatkan menjadi barang yang bermanfaat bagi semua orang. Pemanfaatan sampah bisa mengurangi bau tak sedap di sekitar lingkungan dan mencegah timbulnya bibit-bibit penyakit yang menular. Hasil dari pendaur ulang sampah dapat juga menambah penghasilan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.






REFERENSI
http://poklili.blogspot.co.id/
http://www.ayopreneur.com/sosial/djuniawan-wanitarti-sang-pendiri-bank-sampah-qpokliliq
http://pustaka.usahid.ac.id/index.php?p=show_detail&id=8373
http://travel.kompas.com/read/2011/04/11/02373758/Melawan.Arus.Penolakan.Sampah
http://ananda-15.blogspot.co.id/2015/09/bank-sampah.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar