Rabu, 18 April 2018

Wawancara


HASIL  WAWANCARA
“Pak Ahmad, 52 tahun”


 Pak ahmad adalah warga asli madura yang merantau ke bekasi. Dan sekarang tinggal di Jl. Inspeksi kalimalang, Bekasi, Jawa Barat. Belai beragama islam dan berumur 52 tahun. Pendidikan terakhir beliau hanya sampai SD. Beliau sudah berkeluarga dan dikaruniai 4 orang anak. Anak yang pertama sudah menikah, yang kedua belum menikah (25tahun), yang ketiga masih SD kelas 6 dan keempat berumur 3 tahun. Pekerjaan beliau sekarang adalah menjual beli barang bekas sekaligus memulung. Beliau mengaku bahwa ia di ajak temannya untuk merantau di bekasi sebagai seorang yang mejual-belikan barang bekas sekaligus pemulung. Entah apa yang ada difikiran beliau saat itu, sampai mau di ajak temannya bekerja di luar kota walaupun pekerjaan itu belum tentu akan membiayai hidupnya serta keluarganya yang berada di Madura. Namun, Pendidikan terakhirnya yang hanya SD-pun membuat beliau berfikir harus bekerja keras apapun pekerjaanya asalkan halal dan dapat membiayai kehidupannya serta keluarganya.
Ia telah merantau selama kurang lebih 6 tahun, yang berarti sejak tahun 2012 beliau sudah melakukan pekerjaannya.Pak ahmad tidak langsung menuju ke bekasi, melainkan pergi ke cakung selama 4 tahun mengikuti temannya dan 2 tahun di Bekasi. Selama 4 tahun itu, beliau memutuskan untuk pindah wilayah karena beberapa hal tertentu. Dan selama 4 tahun itu di tahun ke 2, istri pak ahmad serta anak bungsunya menyusul ke daerah Cakung. Istrinya-pun bekerja seperti pak ahmad. Mereka bekerja dari pagi hingga sore menyusuri jalan di daerah cakung dan sekitarnya. Setelah menabung dan dikira cukup untuk pindah, pak ahmad dan istrinya akhirnya pindah ke daerah Bekasi. Salah satu sebab beliau pindah adalah karena merasa tidak enak hati telah menumpang dirumah temannya. Beliau pindah di temani teman dari temannya yang sudah berada di Bekasi saat pak ahmad di cakung dahuulu. Saat pertama kali di bekasi, beliau mencari kayu bekas dan meminta ke temannya untuk dijadikan rumah di tanah sewaan. Menyewa sebidang tanah dengan harga Rp. 500.000 perbulan. Tak sedikit bulan dimana pak ahmad tidak dapat membayar full uang sewa tanah dengan harga tersebut dikarenakan pendapatan yang tak seberapa. Hanya meminta maaf kepada sang pemilik tanah adalah hal yang dapat dilakukan oleh pak ahmad. Dan entah siapa sang pemilik tanah tersebut, ia selalu memaklumi pak ahmad dan hanya menerima uang sewa yang dapat di berikan kepadanya. Terkadang, pak ahmad tak enak hati karena tidak mampu membayar full tanah sewaan tersebut. Namun, mau bagaimana lagi? Pendapatan sehari pak ahmad dan istrinya-pun hanya pas untuk membeli makan sehari keluarganya, membayar listrik perbulan serta menabung untuk membayar sewa tanah itu. Walaupun menabung untuk membayar sewa, tetap saja uang sewa tak dapat full di bayar oleh pak ahmad. Kira-kira pendapatan pak ahmad serta istrinya perhari sekitar Rp. 40.000 sampai Rp. 50.000 bahkan pak ahmad pernah tak dapat uang seperserpun. Dan sampai sekarang, pak ahmad belum pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah. Walaupun begitu, pak ahmad selalu mensyukuri apa yang telah tuhan berikan kepadanya.
Kondisi rumah pak ahmad beralaskan serta terbuat dari kayu serta papan yang ia cari dan minta dari temannya. Beratapkan asbes bekas, sehinga jika hujan akan terjadi kebocoran di dalam rumah pak ahmad. Seluas m² pak ahmad, istri pak ahmad, 2 anaknya serta adik pak ahmad tinggal. Didalam rumah terdapat 1 tv bekas yang ia beli saat berkeliling, 1 kulkas bekas berpintu 1 yang tidak di hidupkan melainkan di biarkan saja. Didalam kulkas tersebut terdapat persediaan air minum serta bumbu dapur sampai sayuran yang belum di masak. Di dalam rumah tersebut terdapat 2 ruangan yang dijadikan tempat tidur. Ruangan pertama ditempati oleh pak ahmad, istrinya serta anak bungsunya. Ruangan kedua di tempati oleh anak ke-3 pak ahmad dan adik dari pak ahmad. Sudah terdapat MCK di rumah pak ahmad, namun MCK tersebut digunakan bersama dengan keluarga lain di sebelah rumah pak ahmad serta tukang proyek yang sedang bekerja di depan rumah pak ahmad. Walaupun rumah pak ahmad tidak seberapa, namun ia tetap membangun tempat yang digunakan untuk sholat berjamaah dengan keluarganya dan keluarga lain di sebelah pak ahmad. Dikarenakan rumah pak ahmad berada didataran rendah dan dekat dengan sungai, maka dibuatlah rumah panggung untuk mengantisipasi jika terjadi banjir.
Dari kehidupan pak Ahmad, ada banyak pelajaran berharga yang dapat kita ambil pelajarannya. Salah satunya adalah kita harus tetap mensyukuri apapun yang telah di berikan tuhan kepada kita. Menurut pewawancara, pak ahmad adalah orang yang berkarakteristik pekerja keras. Jika kata kebanyakan orang “Tak ada hasil yang menghianati usaha”, maka pak Ahmad pun percaya dengan perkataan itu dan tak lupa doa adalah hal terpenting dalam usaha.