HASIL WAWANCARA
“Pak
Ahmad, 52 tahun”
Pak ahmad
adalah warga asli madura yang merantau ke bekasi. Dan sekarang tinggal di Jl.
Inspeksi kalimalang, Bekasi, Jawa Barat. Belai beragama islam dan berumur 52
tahun. Pendidikan terakhir beliau hanya sampai SD. Beliau sudah berkeluarga dan
dikaruniai 4 orang anak. Anak yang pertama sudah menikah, yang kedua belum
menikah (25tahun), yang ketiga masih SD kelas 6 dan keempat berumur 3 tahun.
Pekerjaan beliau sekarang adalah menjual beli barang bekas sekaligus memulung. Beliau
mengaku bahwa ia di ajak temannya untuk merantau di bekasi sebagai seorang yang
mejual-belikan barang bekas sekaligus pemulung. Entah apa yang ada difikiran beliau
saat itu, sampai mau di ajak temannya bekerja di luar kota walaupun pekerjaan
itu belum tentu akan membiayai hidupnya serta keluarganya yang berada di Madura.
Namun, Pendidikan terakhirnya yang hanya SD-pun membuat beliau berfikir harus
bekerja keras apapun pekerjaanya asalkan halal dan dapat membiayai kehidupannya
serta keluarganya.
Ia telah merantau
selama kurang lebih 6 tahun, yang berarti sejak tahun 2012 beliau sudah
melakukan pekerjaannya.Pak ahmad tidak langsung menuju ke bekasi, melainkan pergi
ke cakung selama 4 tahun mengikuti temannya dan 2 tahun di Bekasi. Selama 4
tahun itu, beliau memutuskan untuk pindah wilayah karena beberapa hal tertentu.
Dan selama 4 tahun itu di tahun ke 2, istri pak ahmad serta anak bungsunya
menyusul ke daerah Cakung. Istrinya-pun bekerja seperti pak ahmad. Mereka
bekerja dari pagi hingga sore menyusuri jalan di daerah cakung dan sekitarnya.
Setelah menabung dan dikira cukup untuk pindah, pak ahmad dan istrinya akhirnya
pindah ke daerah Bekasi. Salah satu sebab beliau pindah adalah karena merasa
tidak enak hati telah menumpang dirumah temannya. Beliau pindah di temani teman
dari temannya yang sudah berada di Bekasi saat pak ahmad di cakung dahuulu. Saat
pertama kali di bekasi, beliau mencari kayu bekas dan meminta ke temannya untuk
dijadikan rumah di tanah sewaan. Menyewa sebidang tanah dengan harga Rp.
500.000 perbulan. Tak sedikit bulan dimana pak ahmad tidak dapat membayar full
uang sewa tanah dengan harga tersebut dikarenakan pendapatan yang tak seberapa.
Hanya meminta maaf kepada sang pemilik tanah adalah hal yang dapat dilakukan
oleh pak ahmad. Dan entah siapa sang pemilik tanah tersebut, ia selalu
memaklumi pak ahmad dan hanya menerima uang sewa yang dapat di berikan
kepadanya. Terkadang, pak ahmad tak enak hati karena tidak mampu membayar full
tanah sewaan tersebut. Namun, mau bagaimana lagi? Pendapatan sehari pak ahmad
dan istrinya-pun hanya pas untuk membeli makan sehari keluarganya, membayar
listrik perbulan serta menabung untuk membayar sewa tanah itu. Walaupun
menabung untuk membayar sewa, tetap saja uang sewa tak dapat full di bayar oleh
pak ahmad. Kira-kira pendapatan pak ahmad serta istrinya perhari sekitar Rp.
40.000 sampai Rp. 50.000 bahkan pak ahmad pernah tak dapat uang seperserpun. Dan
sampai sekarang, pak ahmad belum pernah mendapat bantuan apapun dari
pemerintah. Walaupun begitu, pak ahmad selalu mensyukuri apa yang telah tuhan
berikan kepadanya.
Kondisi rumah pak ahmad
beralaskan serta terbuat dari kayu serta papan yang ia cari dan minta dari temannya.
Beratapkan asbes bekas, sehinga jika hujan akan terjadi kebocoran di dalam
rumah pak ahmad. Seluas m² pak ahmad, istri pak ahmad, 2 anaknya serta adik pak
ahmad tinggal. Didalam rumah terdapat 1 tv bekas yang ia beli saat berkeliling,
1 kulkas bekas berpintu 1 yang tidak di hidupkan melainkan di biarkan saja.
Didalam kulkas tersebut terdapat persediaan air minum serta bumbu dapur sampai
sayuran yang belum di masak. Di dalam rumah tersebut terdapat 2 ruangan yang
dijadikan tempat tidur. Ruangan pertama ditempati oleh pak ahmad, istrinya
serta anak bungsunya. Ruangan kedua di tempati oleh anak ke-3 pak ahmad dan
adik dari pak ahmad. Sudah terdapat MCK di rumah pak ahmad, namun MCK tersebut
digunakan bersama dengan keluarga lain di sebelah rumah pak ahmad serta tukang
proyek yang sedang bekerja di depan rumah pak ahmad. Walaupun rumah pak ahmad
tidak seberapa, namun ia tetap membangun tempat yang digunakan untuk sholat
berjamaah dengan keluarganya dan keluarga lain di sebelah pak ahmad.
Dikarenakan rumah pak ahmad berada didataran rendah dan dekat dengan sungai,
maka dibuatlah rumah panggung untuk mengantisipasi jika terjadi banjir.
Dari kehidupan pak
Ahmad, ada banyak pelajaran berharga yang dapat kita ambil pelajarannya. Salah
satunya adalah kita harus tetap mensyukuri apapun yang telah di berikan tuhan
kepada kita. Menurut pewawancara, pak ahmad adalah orang yang berkarakteristik
pekerja keras. Jika kata kebanyakan orang “Tak ada hasil yang menghianati
usaha”, maka pak Ahmad pun percaya dengan perkataan itu dan tak lupa doa adalah
hal terpenting dalam usaha.